Oleh: Ust. H. Alfan Hadi, S.Pd.I
Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Alhamdulillah wasyukru lillah ‘ala ni’matillah laa haula wala quwwata illa billah.
Alhamdulillah atas ijin Allah pagi ini kita dimudahkan untuk shalat subuh berjamah. Mudah-mudahan ibadah kita diterima Allah dan kita termasuk golongan yang diampuni Allah.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada baginda Nabi Saw sebagaimana Allah dan para malaikat juga senantiasa bershalawat kepada Baginda Nabi saw. Hal ini tercatat dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīma.
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al Ahzab :56)
Bacaannya sholawat yaitu:
اَللَّــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِى الْأُمِّـى وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ
“Allahumma shalli alaa Muhammadinin ‘abdika wa rosulika nabiyyil ummi wa’alaa aalihii wa sallim.”
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, hambaMu, nabi Mu, dan utusanMu yang ummi serta limpahkan pada keluarganya dan sahabatnya, juga limpahkan salam atas mereka.”
Sebenarnya saya tidak layak untuk memberi ceramah kepada bapak-bapak haji bapak ustadz. Karena hal ini ibarat saya menggarami lautan. Memberikan ceramah kepada orang alim.
Tapi kalau mengikut tradisi para sahabat Nabi bahwa mereka suka minta nasehat kepada sahabat lainnya. Meski di antara mereka sama-sama mendapat gemblengan ilmu agama dari Baginda Nabi. Salah satunya adalah sahabat Umar bin Khaththab ra. Beliau sering minta nasehat sahabat lainnya. Padahal beliau adalah sahabat yang sangat alim dan dekat dengan Nabi. Beliau adalah khalifah yang paling lama menjabat dan paling banyak berjuang untuk pengembangan Islam ke penjuru dunia di luar jazirah Arabia.
Pagi ini akan kita bahas tentang tanda-tanda NIFAQ dalam diri kita.
Kita juga perlu mendeteksi diri kita adakah ciri ciri nifaq atau karakter nifaq dalam diri kita? kenapa?
Alasan pertama: kita ini hidup pada zaman akhir. Kalau kita sering baca surah Al-Waqi’ah akan kita dapati ayat yang berbunyi:
أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ () فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ () ثُلَّةٌ مِنَ الْأَوَّلِينَ () وَقَلِيلٌ مِنَ الْآَخِرِينَ
Ulaikal muqarrabun. Fi jannatin na’im. Tsullatum minal awwalin. Waqalilum minal akhirin.
Artinya:
“Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. Berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.” (QS: Al-Waqi’ah ayat 11-14)
Kita ini termasuk umat akhir, umat yg paling sedikit masuk surga sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas.
Yang kedua: untuk apa kita mendeteksi diri kita? Karena penyakit NIFAQ ini sangat berbahaya sekali. Penyakit ganas bukan kanker jantung ginjal. Karena ini hanya penyakit fisik. Sedangkan NIFAQ adalah oenyakit hati jadi sangat berbahaya sekali bagi kelangsungan iman kita.
Dalam Alquran tidak ada satu juz pun yang tidak menceritakan orang munafiq.
Bahkan ada surah spesifik tentang munafiq yaitu surah Al-Munafiquun. Jika kita ikuti sunnah nabi. Paling banyak baca surah ini dalam shalat jumat.
Sahabat bertanya kenapa pada hampir tiap jumat Nabi selalu baca surah munafiqun. Jawab Baginda Nabi saw karena pada waktu jumat banyak orang munafik yang ikut shalat jumat. Jadi untuk peringatan kepada mereka agar menjauhkan diri dari sifat munafiq.
Hadirin yang saya hormati.
Sekarang mari kita “petani” (bhs jawa) artinya kita uraikan pelan pelan.
Dalam surah Albaqarah: ayat tentang orang mukmin ada 5 ayat. Ayat tentang orang kafir ada 2 ayat. Sedangkan ayat tentang Orang munafik ada sebanyak 12 ayat.
Mengenai Orang kafir tidak dirinci karakternya dalm ayat tersebut, tetapi tentang orang munafik dirincikan.
Kemudian surah At-taubah: kenapa tidak dibacakan Bismillah? Karena di dalam surah At-Taubah tersebut banyak berisi tentang orang munafiq. Ada 27 macam karakter orang munafik dalam surah ini. Betapa banyaknya.
Makanya masjid dziror disebut dalam surah taubah. Masjid ini adalah masjid yang dibangun oleh orang munafiq.
Dalam beberapa tafsir surah Al-Maun adalah diantara karakter orang munafiq. Yaitu lalai dalam shalat.
Kemudian Apa saja ciri cirinya orang munafiq:
Secara mudahnya ada dalam hadits Nabi dan haditnya sangat populer; Ciri-ciri orang munafik ada 3 menurut Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah adalah:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Rasulullah SAW bersabda: Tanda orang munafik tiga; apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya mengkhianati.”
Nah di sini letak kita sebagai dewan hakim. Jangan sampai kita kena ciri orang munafiq berupa ; Wa idza’ tumina khoonaa. Ketika diberi amanah kwmudian berkhiyanat. Nauzubillah.
Jangan sampai kita khiyanat terhadap tugas sebagai dewan hakim hanya misalnya karena mendapat pesan-pesan atau titipan dari bupati atau walikota untuk memenangkan.
Begitulah cara mendeteksi sifat nifaq secara mudah dan sederhana. Kemudian kalau kita mendeteksi sifat nifaq yang tercantum dalam Alquran cakupannya sangat luas . Maka kemudian disederhanakan dalam hadits tersebut.
Diantaranya: atsqolu sholat, berat menjalankan shalat, apalagi shalat ber jamaah. Kalau kita sudah merasa berat menjalankan shalat. Berarti itu tanda ada sifat nifak dalam diri kita.
Nifaq dibagi dua (2) yaitu: Nifaq zanaadiq dan Nifaq amali.
Zanadiq ini banyak orang masuk Islam untuk merusak Islam. Contohnya pada zaman Nabi saw ada nama Abdullah bin Ubay bin Salul. Ini orang zindik. Dalam surah Annissa dari ayat 145 disebutkan:
• اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ
Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.
Posisi orang munafik di neraka itu berada di bawah orang kafir. Maka orang munafik dalam hal Ini ditafsirkan sebagai orang zindik.
Kedua kalau orang tersebut melakukan shalat tidak banyak ingat Allah kecuali sedikit. Jangankan bisa mengartikan bacaan shalat. Mengartikan takbir dan menghadirkan maknya dalam hati saja sulit. Hatinya tidak ikut mangatakan sebagaimana yang diucapkan bahwa Allah maha besar.
Imam nawawi mengatakan kalau dalam takbir intiqol kita tak bisa mengikutkan hati maka itu adalah bibit nifaq. Akan berdampak pada perbuatan sehari-hari.
Ketiga: Mendeteksi penyakit nifaq ini adalah kalau kita lebih suka penampilan dari pada isi. Bahasa anak muda sekarang lebih suka pencitraan. Maka itu juga merupakan tanda sifat nifaq. Pandai berkata kata, pandai diplomasi, Suka pamer, suka dikagumi. Setiap ada moment suka Selfi-selfi untuk dikagumi orang lain. Suka Pencitraan dari pada berbuat.
Tampil bagus memang boleh, tapi jangan jadikan alat utk pencitraan. Karena kita hidup di jaman akhir yang kurang nasehat dari para fuqoha.
وَاِذَا رَاَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ اَجۡسَامُهُمۡ ؕ وَاِنۡ يَّقُوۡلُوۡا تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡ
Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur-katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.
(QS. Almunafiqun:4)
Terakhir: Bagaimana mengamankan diri kita dari sifat nifaq.
Pertama: shalat jamaah 40 hari berturut-turut tanpa masbuq. Kita harus perang jihad melawan nifaq. Buat kalender khusus untuk kontrol diri sendiri selama 40 hari.
Kedua: mushahabatus solihin. Bergaul dengan orang sholeh. Kalau mau duduk untuk makan lihatlah orang yang alim dan duduklah dengan dia. Mintalah nasehat kebaikan. Duduknya kita dengan mereka saja insyaallah akan mengikis sifat nifaq.
Ketiga: taubatan nasuha. Orang munafik itu banyak dosa. Maka banyak banyaklah istighfar. Istighfar yang bagus sebelum subuh. Baca 100 kali minimal insyaallah akan terhindar dari sifat nifaq.
Mudah-mudahan kita semua dimudahkan Allah swt dalam menghibdari sifat nifaq. Aamin.
Subhanakallohumma wabihamdika asyhadu anlaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuububialiik.
Wassalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Disarikan oleh: H. Edy Purwanto Achmad (hakim khattil qur’an MTQ XXX Prov Kalbar 2022).