Kafilah LPP RRI Pontianak Boyong Dua Penghargaan

Kafilah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Pontianak memboyong dua penghargaan sekaligus pada pelaksanaan Pekan Tilawatil Quran PTQ) ke 50 RRI  di Mataram, Nusa Tengga Barat pada 17-21 Mei 2019. Piala ini disumbangkan dari cabang lomba tilawah dan Tahfiz Alquran.

MARSITA RIANDINI, Pontianak.

Keluarga besar LPP RRI Pontianak begitu gembira menyambut kafilah yang baru saja pulang dari kegiatan PTQ Nasional RRI, Rabu (22/5). Dua dari empat perwakilan Pontianak berhasil mengharumkan Kalimantan Barat di ajang nasional itu.

 Piala Tahfiz Alquran disumbangkan oleh Rosidah. Peserta yang berusia 20 tahun ini mengikuti cabang lomba hapalan 20 juz.  Meski sudah hapal 30 juz Alquran, tidak mudah bagi Rosidah melewati tantangan dewan hakim.  Saat semi final, Hafizah yang mulai menghapal sejak 5 tahun lalu ini sempat mengalami kesalahan pembacaan ayat. Itu ditandai dengan bel yang ditekan dewan hakim.  Bersyukur, penampilannya hari itu tidak menjadi kendala menuju babak final.


JUARA : Rosidah (tengah) dan Agustiani memegang piala kemenangan dan didampingi Official, Alfiah Alhadi. MARSITA/PONTIANAK POST

Saat final, Rosidah kesalahan kembali terjadi, namun tantangan selanjutnya mampu dilewatinya santri dari Pondok Pesantren Nurul Huda, Mempawah ini dengan baik. Terbukti, ia mampu unggul dan membawa piala kemenangan.

Alfiah Alhadi, official atau pendamping kafilah LPP RRI Pontianak mengatakan dalam cabang lomba ini, peserta mendapatkan tiga soal yang diberikan dewan hakim. Salah satu dewan hakim membacakan potongan ayat, kemudian peserta melanjutkan bacaan dari ayat tersebut. “Tiap peserta melanjutkan, dengan pertimbangan tajwidnya benar, lafalnya benar, juga beberapa indikator penilaian lainnya. Jika peserta salah, dewan hakim akan memencet bel. Nilai bakal dikurangi,” ulas dia.

Piala ke dua disumbangkan dari cabang tilawah putri. Agustiani menduduki peringkat tiga pada cabang lomba yang diikuti lebih kurang 120 peserta putra dan putri ini. Sungguh pengalaman awal yang membahagiakan bagi Agustiani. Baru kali pertama mengikuti cabang tilawah tingkat nasional kategori dewasa, ia sudah berhasil meraih kemenangan. Tentu saja ia tak bisa berpuas hati. Sebab, ini menjadi tantangan besar baginya untuk mempertahankan prestasi pada perhelatan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat nasional yang berlangsung Juni mendatang di Pontianak. “Alhamdulillah, bermodal tawakal kepada Allah, kemudian berusaha semaksimal mungkin dalam lomba,” ujarnya ketika ditanya persiapan menghadapi pertandingan.

Agustiani pun sempat panik, ketika tiba di Mataram ia menderita batuk. Fisiknya kurang sehat, sedangkan suara mulai sedikit serak. Ia mampu mengatasi permasalahan suaranya setelah mengonsumsi obat. “Sempat batuk. Tapi Alhamdulillah bisa mengikuti dengan lancar,” ungkapnya.

Sebelum ke tingkat nasional, peserta melewati seleksi wilayah. Di Pontianak, PTQ ini diselenggarakan pada 10-11 Mei 2019. Tidak banyak waktu untuk latihan bagi peserta untuk menuju ke nasional. “Pencabutan ayatnya itu awal. Saya tampil di hari ke tiga, jadi cukup banyak waktu untuk latihan di sana,” jelasnya.

Rasa syukur juga terucap dari Kepala Stasiun LPPRRI Pontianak NazwinAhmad. Tahun ini, kontingen Pontianak bisa meraih dua piala sekaligus. Menurut dia, ini bisa menjadi barometer bahwa potensi tilawah, hafiz dan tausiah di Kalimantan Barat sangat berkembang pesat. Bisa bersaing secara nasional dan perlu mendapatkan dukungan banyak pihak untuk mendukung kafilah-kafilah Kalbar di even-even serupa. Terutama pada perhelatan STQ  Nasional mendatang. “Alhamdulillah pada Pekan Tilawatil Quran yang diselenggarakan kemarin responnya cukup besar,” ulasnya.

Tahun ini, kata dia pihaknya lebih membangun sinergisitas dengan korwil-korwil  di lingkungan RRI. Pihaknya juga berterima kasih dengan arahan dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran( LPTQ) terkait persiapan peserta dari Pontianak yang mewakil Kalbar dapat tampil bagus di tingkat nasional. “Banyak juga kami diberikan muatan-muatan bagaimana cara mereka berlatih, menjaga kesehatan. Psikologis mereka juga banyak diberikan pengayaan, supaya fokus satu agar bisa tampil maksimal,” pungkasnya. **