Sebanyak 100 hafiz dan hafizah se-Kalimantan Barat diwisuda oleh Pemprov Kalbar, Jumat (29/11). Ini merupakan bagian dari program pemerintah provinsi untuk mencetak lima ribu penghafal Alquran dalam lima tahun ke depan.
IDIL AQSA AKBARY, Pontianak
YUSUF Mubarak menjadi perhatian saat acara wisuda hafiz dan hafizah di Pendopo Gubernur. Ia menjadi penghafal Alquran termuda dari 100 orang yang diwisuda di angkatan pertama kali ini. Usianya baru 11 tahun sembilan bulan.
Sang ayah, Ustaz Harjani Hefni (49) mengungkapkan, sejak kecil Yusuf sudah memiliki kemauan sendiri untuk menghafal Alquran. Kemauannya muncul saat menonton film tentang salah satu nabi di mana di dalamnya ada tokoh anak yang menjadi hafiz Alquran.
“Kami tontonkan ke dia (Yusuf) dan dia ternyata tertarik. Langsung kami fasilitasi dan saya sendiri yang mengajarkan Yusuf,” ungkapnya.
Prosesnya setiap pagi Yusuf selalu bangun dini hari. Sebelum subuh ia sudah mandi dan langsung menjalankan salat berjemaah di masjid. Usai salat subuh berjemaah, ia dan sang ayah tak langsung pulang ke rumah. Di masjid, Yusuf diajak menghafal Alquran sampai sekitar pukul 06.00 WIB.
“Sampai hari ini masih terus diulang hafalannya. Jadi konsistensi itu yang paling berat. Sejak kelas tiga SD (Yusuf), sudah hafal 30 juz. Prosesnya sekitar 2,5 tahun,” terang Ustaz Hefni.
Diakuinya Yusuf memang memiliki bakat yang tinggi dalam menghafal. Bahkan sebelum bisa mengaji, anak bungsunya itu sudah bisa menghafal beberapa ayat suci Alquran. Di keluarganya, tak cuma Yusuf yang menjadi hafiz. Keempat kakaknya juga masing-masing merupakan penghafal Alquran.
“Anak pertama baru selesai kedokteran hafal 30 juz juga, anak kedua juga hafal 30 juz, ketiga juga 30 juz, yang keempat baru 13 juz kakaknya Yusuf,” pungkas ayah lima anak itu.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kalbar, Sutarmidji menjelaskan wisuda para hafiz dan hafizah ini merupakan program Pemprov Kalbar. Tahun ini ada 100 orang yang menjadi angkatan pertama dan tahun depan ditargetkan minimal bisa mewisuda 500 orang lagi. Pemprov menargetkan bisa mencetak lima ribu penghafal Alquran dalam lima tahun.
“Sekarang sudah ada 2.400-an yang sudah (hafal) di atas lima juz. Saya yakin (tercapai). Target awal seribu (dalam lima tahun) terlalu sedikit, akhirnya kami tingkatkan lima ribu. Kalau bisa dapat dua ribu sampai tiga ribu itu sudah lebih dari target awal, saya yakin bisa,” paparnya.
Para penghafal Alquran 30 juz ini nantinya bakal ditempatkan di masjid-masjid yang ada di seluruh Kalbar. Bahkan mereka juga bisa berkiprah menjadi imam internasional di negara-negara timur tengah. “Sehingga salat lebih khusyuk karena bacaannya bagus,” katanya.
Di bawah kepepimpinan dirinya dan Ria Norsan, Midji ingin menjadikan Kalbar sebagai gudangnya para penghafal Alquran. Kalbar harus bisa mengembalikan kejayaan sebagai daerah yang cukup diperhitungkan dalam kompetisi pembacaan Alquran. Dulunya Kalbar sering berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Ke depan harus ada yang di bawah sembilan tahun sudah hafal (30 juz). Tadi kan 11 tahun, kalau perlu ada yang tujuh tahun,” harapnya.
Untuk mempercepat program ini, orang nomor satu di Kalbar itu mengajak semua pihak ikut terlibat. Para donatur juga diharapkan bisa membantu agar semakin banyak penghafal Alquran di daerah ini. Midji sekeluarga sendiri telah menyumbangkan satu lahan dan bangunan untuk bisa digunakan sebagai pondok pesantren penghafal Alquran.
“Lahan yang kami miliki satu keluarga untuk pendidikan hafiz, lahan seluas lebih dari lima ribu meter persegi. Ada musala, ada kamar 22, ada rumah dan satu lantai masih bisa ditambah 11 kamar. Untuk operasional ada 20 kamar,” pungkasnya.*