LPTQ Kalbar Gelar MTQ Antarbangsa se-Kalimantan

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kalimantan Barat akan menggelar MTQ Antarbangsa se-Kalimantan pada 28-30 November 2023 di Kota Pontianak. Kegiatan tersebut rencananya akan diikuti tiga negara, Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Termasuk dari dalam negeri akan diundang peserta dari Kaltim, Kalteng, Kalsel dan Kaltara.

Ketua Umum LPTQ Kalbar Andi Musa beserta jajaran menyampaikan kesiapan panitia ke Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Harisson yang didampingi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kalbar Mulyadi di Ruang Kerja Gubernur, Senin (25/9).

Dijelaskan Andi Musa, setiap wilayah akan mengirimkan dua peserta masing-masing qari dan qariah. “Yang dilombakan adalah tilawah dengan rentang usia 18-40 tahun. Jumlah peserta diperkirakan 18 orang. Panitia akan menyediakan akomodasi selama kegiatan,” ungkapnya.

Selain itu, dalam audiensi tersebut, jajaran LPTQ Kalbar juga menyampaikan persiapan keikutsertaan kontingen Kalbar pada ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVII yang akan diselenggarakan di Provinsi Jambi. Mengenai STQH Nasional XXVII, dijelaskan Andi Musa, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak berakhirnya MTQ Kalbar di Kabupaten Ketapang.

“Insyaallah nanti STQH mulai dari tanggal 28 Oktober sampai dengan tanggal 4 November 2023 itu di Jambi. Peserta kita ada 18 orang ditambah satu cadangan, kemudian dilakukan training center (tc). Dimana saat ini sudah dilaksanakan selama dua kali, dan yang ketiga (tc) itu selama enam hari kemudian nanti tc yang keempat menjelang mau berangkat tanggal 19-24 Oktober 2023,” jelasnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Kalbar Harisson menyambut baik kegiatan MTQ Antarbangsa yang akan dilaksanakan di Kota Pontianak. Sebagai tuan rumah dan penggagas kegiatan, semuanya menurut dia harus disiapkan dengan matang. “Kita siap men-support kegiatan LPTQ ini. Apalagi baru kali pertama dilaksanakan,” ujarnya.

Harisson mengingatkan pelaksanaan kegiatan harus dilakukan dengan baik. Begitu juga pelayanan kepada mereka yang hadir. Karena kegiatan tersebut sudah menyangkut hubungan antarbangsa. Sehingga tidak boleh sembarangan dilaksanakan. “Saya menyambut baik hal ini, laksanakan dengan maksimal agar menjadi kesan yang baik bagi negara lain dan provinsi di Kalimantan lainnya. Tak lupa selalu perhatikan pelayanan kita, misalnya dalam pemilihan lokasi kegiatan, akomodasi dan hal lainnya yang harus dipersiapkan,” tutupnya. (bar/r)