Hadirkan Allah dalam Hati, Semua Menjadi Bermakna

Oleh: Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahi robbil aalamiin, wabihii nasta’iinu ‘alaa umuurid dunya waddiin, wash sholaatu was salaamu ‘ala asyrofil anbiyaa’i wal mursaliin, wa ‘alaa aalihi washohbihi ajma’iin.

Qolallohu ta’alaa fi kitaabihil kariim, wa huwa asdaqul qoo’iliin.

• يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr ayat:18)

Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah swt. atas semua limpahan nikmat-Nya kepada kita sehingga kita masih sehat wal afiat dan dapat menjalankan tugas sebagai dewan hakim MTQ XXX Kalimantan Barat di Kabupaten Ketapang ini dengan baik.

Sebagaimana lazimnya setiap selesai jamaah subuh kita mengadakan acara taushiyah dan pada pagi ini saya ditugaskan untuk mengisi acara di majlis yang mubarok ini.

Hadirin jamaah shubuh yang dimulyakan Allah.

Dalam shalat subuh tadi ayat yang dibaca oleh imam kita adalah Surah Albaqarah ayat: 30 yang berbunyi:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Wa idz qāla rabbuka lil malā’ikati ‘Innī jā‘ilun fil ardhi khalīfatan,’ qālū ‘A taj‘alu fīhā man yufsidu fīhā wa yasfikud dimā. Wa nahnu nusabbihu bi hamdika wa nuqaddisu laka?’ Qāla ‘Innī a‘lamu mā lā ta‘lamūna.’

Artinya; “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, ‘Aku ingin menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka bertanya, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana? Padahal, kami bertasbih memuji dan menyucikan nama-Mu.’ Dia berkata, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.’”

Ketika para malaikat mendengar bahwa Allah akan menciptakan makhluk baru yang bernama manusia dan akan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi, maka serempak mereka bertanya kepada Allah dengan nada keberatan.

Mereka para malaikat itu berkata : qooluu ataj’alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfikud dimaa’ . Bukankah dengan Engkau menjadikan manusia di muka bumi sebagai khalifah maka akan terjadi kerusakan dan pertumpahan darah di antara mereka?

Wanahmu nusabbihu bihamdika wanuqoddisu lak. Sedangkan kami para malaikat telah senantiasa bertasbih dan bertahmid kepada-Mu yaa Allah.

Maka Allah jawab: qoola inii a’lamu ma laa ta’lamuun. Sesunguhnya aku Allah maha mengetahui apa yang tidak tidak kalian ketahui.

Kita melihat dalam ayat ini tentang kekhawatiran para malaikat atas apa yang akan dilakukan manusia di muka bumi ini, yaitu akan terjadi kerusakan dan pertumpahan darah. Tetapi Allah sudah punya rencana lain. yaitu jika manusia berpegang teguh pada tata aturan yang Allah berikan melalui ajaran Nabi -Nya, maka keberadaan manusia adalah untuk memakmurkan bumi.

Nabi Muhammad SAW telah meletakkan dasar-dasar membangun manusia dengan cara membangun hati manusia dengan diisi tauhid kepada Allah.

Masa pembangunan tauhid ini memakan waktu lama sampai belasan tahun dari masa kenabian, nabi mengajarkan keimanan. Baru mengajarkan ibadah shalat dan ibadah ibadah lainnya.
Maka para ulama berpendapat bahwa Bagaimanapun ibadah kita tapi kalau dasar tauhid lemah maka semua tidak ada artinya di hadpan Allah swt.

Maka iman mengarahkan kearah mana sasaran amal ibadah kita ini disandarkan, yaitu atas keimanan kepada Allah swt. Dalam segala aspek kehidupan kita selalu harus diisi dengan keimanan kepada Allah.

Semua anggota badan kita berupa tangan dan kaki dan semuanya berada dibawah komando yang dikeluarkan hati yang berisi Allah swt. Maka ketika Allah kosong dari hati kita maka tidak ada jaminan bahwa apa yang kita lakukan itu bermakna.

Kesimpulannya.
Untuk menjadi orang yang baik jangan lupakan hati. Dan apa isi hati kita? yaitu berupa asma Allah di dalamnya. Kehadiran Allah adalah penentu semua amal yg kita buat sehingga bermakna di hadapan Allah swt.

Inilah tausiyah singkat yang dapat saya sampaikan. Yang benar datangnya dari Allah dan yang salah karena kelemahan saya sebagai hamba Allah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Disarikan oleh: H. Edy Purwanto Achmad (Ketua Majelis Hakim Cabang Khattil Qur’an MTQ XXX Kalbar 2022)