Gagal di Tahap I, Agus Semangat Perbaiki Kualitas Hafalan

Sebanyak 113 penghafal Alquran di Kalbar mengikuti Uji Kompetensi Tahap II tahun 2021. Peserta tampak fokus menghafal ayat demi ayat, sebelum tampil ke pentas untuk diuji daya hafalnya. Peserta yang kompeten berhak mengikuti wisuda yang digelar Pemerintah Provinsi Kalbar.

MARSITA RIANDINI, Pontianak

Agus Sulaiman salah satu peserta uji kompetensi ini fokus menghafal Alquran di depan Aula Masjid Raya Mujahidin, sebelum tiba waktunya tampil. Santri dari Pondok Pesantren Antal Amin ini tak putus asa untuk berlatih, meski pada tahap I yang lalu ia gagal diwisuda. Bagi Agus, tak ada kata menyerah, justru menjadi motivasi baginya untuk memperbaiki kualitas hafalan.

“Waktu kemarin masih gugup, semoga tampil tahap ke dua ini lebih maksimal dan bisa lolos,” ungkapnya saat ditemui Pontianak Post, Rabu (28/4).

Butuh sekitar tiga tahun bagi Agus menghafal 30 Juz Alquran. Ia harus terus mengulang ulang hafalan, agar tidak lupa.

“Murajaah itu penting, agar tidak lupa. Kalau sudah hafal, tetap harus diulang-ulang,” tuturnya. Kemampuan menghafal Alquran menjadi keistimewaan bagi umat Islam. Membawa keberkahan bagi penghafalnya.

Uji Kompetensi di Ramadan ini justru menambah semangat para peserta. Puasa tak menghalangi antusias untuk menampilkan yang terbaik. Andi Musa, Ketua Umum LPTQ Kalbar mengatakan uji kompetensi digelar tiga hari 26-28 April 2021. Bertepatan momentum Ramadan menjadi pemacu peserta untuk meningkatkan kualitas hafalan.

Peserta yang lolos uji, berhak mengikuti Wisuda yang digelar Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebagai apresiasi kepada Hafizh dan Hafizhah se-Kalimantan Barat yang telah menyelesaikan hafalan 30 Juz Al-Qur’an.

”Peserta masih didominasi dari Pontianak dan Kubu Raya. Kemudian beberapa dari Sekadau, Sanggau, Sintang, Kayong Utara,” jelasnya.

Andi berharap, kabupaten lain yang belum mengirimkan peserta bisa berpartisipasi pada uji kompetensi Tahap III nanti. “Semoga saja tahun ini bisa diselenggarakan lima bahkan enam kali tahapan,” harapnya.
Kegiatan ini, kata Andi juga bisa melihat potensi para penghafal Alquran yang dimiliki Kalbar. Peserta didorong untuk turut serta pada kegiatan MTQ. Namun, lanjut Andi pada pengalaman tahap I, pihaknya mencoba memperjuangan sejumlah peserta yang tampil baik untuk ikut dalam Training Center (TC) untuk STQ di Maluku Utara. Hanya saja, kata Andi faktanya memang peserta harus berlatih dan mempersiapkan diri dari jenjang bawah. Tidak bisa langsung ke tingkat nasional.
“Maka saya minta ke pengurus, lihat mana yang punya potensi kemudian kita bina dan kita dorong untuk mengikuti seleksi di tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten,” paparnya.

 

Andi juga mengapresiasi pengurus pondok yang aktif membina santrinya dalam menghafal Alquran. Bahkan dia mencontohkan Pondok Nurul Huda yang mampu mengantarkan santrinya juara tingkat nasional. “Saya lihat ada pondok-pondok yang memang menjaga kualitas hafalan santrinya, dijaga betul dari juz satu hingga tiga puluh,” pungkasnya. **

Sumber: Pontianak Post