LPTQ menyiapkan tiga alternatif pelaksanaan MTQ Kalbar XXVIII di Sekadau pada 7-13 September mendatang. Persiapan ini menyusul pendemi Covid-19 yang harus melaksanakan kegiatan menyesuaikan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kalbar Brigjen Pol (Purn) Drs H Andi Musa, SH, MH, menjelaskan pelaksanaan MTQ tingkat provinsi Kalimantan Barat sudah dua kali mengalami pengunduran. Begitu juga kegiatan serupa secara nasional.
Awalnya kegiatan ini akan dilaksanakan pada 13-19 April 2020. Namun karena Covid-19, dilakukan pengunduran menjadi 14-24 Juni. Pendemi Covid-19 belum juga mereda maka kegiatan ditunda lagi pada 7-13 September. “Pengunduran kegiatan ini dilakukan sejalan dengan pengunduran MTQ Nasional di Padang,” kata Andi Musa.
Dia menyampaikan paparan ini saat memimpin rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Kanwil Kementerian Agama di Sekretariat LPTQ Kalbar, Selasa (21/7). Rapat koordinasi dengan Panitia Daerah Kabupaten Sekadau telah dilakukan pada pekan lalu melalui virtual.
MTQ Kalbar rencananya diikuti 951 peserta dari kabupaten/kota. Kegiatan berlangsung sepekan. Ada tujuh lokasi tempat lomba yang sudah siapkan. Sedangkan MTQ Nasional berlangsung 12-21 November 2020 di Kota Padang. Kalbar akan mengirim 65 orang kafilah.
Dipaparkan Andi Musa, alternative pertama, MTQ Kalbardilaksanakan secara normal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Seperti mewajibkan peserta dan pendamping menggunakan masker, menyiapkan sebanyak mungkin tempat mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
”Teknis pelaksanaan MTQ berjalan seperti biasa,” tambahnya.
Alternatif kedua, lanjut Andi Musa, kegiatan MTQ dilaksanakan dengan adaptasi kebiasaan baru. Memperhatikan protokol kesehatan . Mewajibkan peserta dan pendamping menggunakan masker, menyiapkan sebanyak mungkin tempat mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Peserta dan pemdamping yang hadir wajib membawa surat tanda kesehatan terutama hasil rapid test. Begitu juga panitia, dewan hakim, pengurus LPTQ dan pihak lain yang terlibat. Karena itu, LPTQ akan berusaha mendapatkan kemudahan untuk pelaksanaan Rapid Test. Mengingat biaya yang dibutuhkan untuk itu cukup besar.
Kapasitas ruangan diisi maksimal 50 persen dari kondisi normal. Sedangkan acara pembukaan dan penutupan masih menyesuaikan situasi Covid 19. “Mungkin juga bisa dilakukan secara virtual,” jelas Andi Musa.
Malam taaruf cukup dihadiri dari perwakilan peserta. Pelantikan dewan hakim semula bersamaan dengan malam taaruf diubah menjadi pelantikan hakim disatukan dengan orientasi dewan hakim. “Khusus pawai taaruf dan pameran kali ini ditiadakan,” tegasnya.
Sedangkan alternatif ketiga, lanjut Andi Musa, MTQ dilakukan secara virtual untuk lomba cabang tilawah, tahfidz dan cabang syahril bagi semua golongan. Sedangkan cabang fahmil dan khattil quran untuk semua golongan hadir di Pontianak. Waktu kegiatan dilaksanakan pada September. Sedangkan dewan hakim berasal dari LPTQ Provinsi.
Menanggapi paparan ini, dr Erna Yulianti, kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kalbar, mengingatkan panitia untuk tetap patuh pada Protokol Kesehatan Covid-19. Saat ini Kabupaten Sekadau memang sudah masuk zona hijau. “Tapi kita masih terus melakukan pemeriksaan rapid test maupun PCR. Mudahan tidak ada penambahan Covid-19,” ujarnya.
Pihat panitia MTQ baik di Sekadau maupun Pontianak harus terus melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan. Ini penting dilakukan memantau perkembangan terakhir. Pihak Dinas Kesehatan menyarankan seluruh peserta yang akan hadir, wajib melakukan rapid test dulu. Ini menjadi syarat penting kegiatan ini.
“Ketika ada peserta yang sudah terdaftar ternyara dia reaktif, tentu harus diisolasi terlebih dahulu,” kata Erna. Karena itu, dia mengusulkan agar rapid test baiknya sudah dilakukan pekan ketiga bulan Agustus. Kalau ada peserta yang reaktif, masih ada waktu untuk isolasi.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Kalbar Drs. H Ridwansyah M.Si memberikan apreasi kepada pengurus LPTQ dalam mempersiapkan MTQ Kalbar XXVIII di Sekadau. Tiga alternatif kegiatan ini memang bisa menjadi pilihan dengan melihat situasi Pendemi Covid-19. “Mudahan saja Kalbar tidak ada kasu-kasu baru lagi sehingga kegiatan MTQ bisa dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.(marsita)