SINGKAWANG—Diantara para Dewan Hakim STQ XXV Kalbar, H.Shohihin Nahyus merupakan yang paling senior. Baik segi usia maupun jam terbangnya. Ia seorang sepuh, namun tetap berkiprah dalam hal penilaian terhadap peserta ajang MTQ maupun STQ.
Sejak tahun 2001, ia sudah masuk Dewan Hakim MTQ. Mulai pelaksanaan di Sambas hingga Mempawah, lalu sejak MTQ di Maluku hingga di Mempawah. “Jika kota dan kabupaten di Kalbar, sudah keliling lah,” katanya.
Ia merupakan salah satu dewan hakim bertalenta. Hampir semua bidang. Namun ia spesialis tilawah. Khususnya untuk tajwid maupun fasoah. Pernah menilai soal qirosamah khususnya murotal.
Dari dedikasinya menilai, dari ajang MTQ maupun STQ, ia menilai secara kualitas dan kuantitas sangatlah berkembang pesat. “Untuk gelaran tingkat provinsi banyak kemajuan, hampir merata di semua cabang,” katanya.
Apalagi soal tahfiz, kata dia, secara kualitas dan kuantitas serta kompetensinya bagus sehingga diharapkan bisa berbicara banyak nantinya di kancah nasional.
Meskipun diakuinya, konsentrasi qori dan qoriah, tahfiz, tahfizah ada di Kota Pontianak, Mempawah maupun Kubu Raya. “Karena memang wilayah-wilayah tersebut merupakan tempat pembinaan berkelanjutan. Makanya kedepan perlu adanya kerjasama dan koordinasi pengembangan lanjutan dengan saling mengisi satu dengan lainya seperti juga ke kabupaten seperti Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Landak,” katanya.
Dengan demikian, diharapkan masing-masing kabupaten/kota memiliki bibit unggul setiap cabang perlombaan STQ maupun di MTQ. Jika berbicara tingkat nasional, kata dia, Kalbar terutama harus berusaha maksimal sesuai kemampuan yang ada.
“Karena provinsi lain seperti DKI, Banten, Kepulauan Riau, Jawa Barat itukan gudangnya peserta terbaik. Tapi kita juga harus berusaha, minimal adalah peserta dari Kalbar ini yang meraih hasil terbaik di STQ nasional nantinya,” harapnya.
Makanya untuk mencetak generasi Qurani baik di bidang tilawah maupun hafidz dibutuhkan dorongan lembaga lembaga, masyarakat dan keluarga. “Cara menciptakan anak-anak kita mencintai Alquran, membacanya, menghafalnya, dan terpenting mengamalkan Alquran itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari,” ajaknya.
Tentunya dibutuhkan adanya kesadaran tinggi dalam mengamalkan pedoman-pedoman agama Islam ini karena ganjarannya luar biasa baik di dunia maupun akhirat. “Kita akan diberikan keberkahan, kemulian dan Insya Allah dihindari dari hal hal yang tidak kita inginkan,” katanya. (har)