Tim Asistensi LPTQ Kalbar Tinjau Persiapan MTQ, Minta Panitia Perhatikan Enam Pelayanan Dasar Kafilah

NGABANG – Tim Asistensi LPTQ Kalbar melakukan pengecekan akhir persiapan pelaksanaan MTQ XXII Kalbar di Kabupaten Landak, Jumat (29/11). MTQ XXII tingkat provinsi ini rencananya akan digelar pada 8-14 Desember 2024.

Di sela-sela asistensi dan peninjauan venue, Ketua Umum LPTQ Kalbar, Andi Musa, menyempatkan diri melihat latihan pemain marching band dan paskibra di Halaman Rumah Betang. Andi Musa dengan penuh semangat memotivasi pelajar untuk terus giat berlatih. “Ini adalah sejarah dalam perjalanan hidup kalian bisa dilibatkan dalam event MTQ,” kata Andi Musa.

Keberhasilan penampilan pada pembukaan dan penutupan acara nanti akan menjadi bagian dari kesuksesan secara keseluruhan. Andi Musa mengucapkan terima kasih atas kesediaan para pelajar untuk turun langsung berpartisipasi.

“Mungkin tahun ini adik-adik menjadi petugas paskibra pada pembukaan dan penutupan. Siapa tahu, 16 atau 17 tahun mendatang, adik-adik yang menyaksikan acara serupa sudah menjadi pejabat atau bupati. Jadi, ini akan menjadi kenangan yang paling indah,” ujar Andi Musa.

Dalam pertemuan dengan Panitia MTQ XXII Kalbar di Aula Kantor Bupati Landak, Andi Musa kembali berpesan untuk memperhatikan enam pelayanan dasar kepada kafilah dari 14 kabupaten/kota. Pengelolaan pelayanan dasar ini harus menjadi perhatian serius panitia. Salah satunya adalah akomodasi, khususnya tempat tinggal peserta. Hal ini perlu mendapat perhatian, terutama untuk homestay yang digunakan oleh kafilah. “Harus diperhatikan bahwa rumah yang digunakan benar-benar layak dan memadai untuk kapasitas yang besar,” jelas Andi.

Kafilah bisa berjumlah hingga 60-80 orang. Selain itu, kesediaan WC dan tempat mandi juga harus diperhatikan. Jangan sampai jumlah MCK tidak memadai dibandingkan dengan banyaknya peserta. “Ingat, buang air besar dan air kecil itu tidak bisa diwakilkan,” katanya.

Pelayanan konsumsi juga tidak boleh diabaikan. Makanan yang disiapkan harus dipantau dengan baik, jangan sepenuhnya dipercayakan kepada pengelola katering tanpa pengawasan panitia. Konsumsi harus disiapkan dengan matang, tepat waktu, jumlah yang cukup, dan kualitas makanan yang baik.

Pelayanan dasar lainnya adalah transportasi. Selain kafilah yang membawa kendaraan pribadi, mereka juga harus diberikan fasilitas mobil lengkap dengan sopir untuk mobilisasi peserta. Pelayanan ini harus diberikan dengan baik. Sopir juga menjadi corong promosi untuk Kabupaten Landak.

Masalah kesehatan juga patut diperhatikan. Meskipun kita tidak berharap ada kafilah yang sakit, petugas kesehatan harus selalu siap, standby di Posko, dan proaktif mendatangi tempat-tempat kafilah untuk memberikan layanan kesehatan.

Keamanan bukan hanya tanggung jawab pihak kepolisian semata, namun juga menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, panitia harus memastikan upaya yang dilakukan agar tidak ada kafilah yang kehilangan barang. Lalu lintas juga harus berjalan tertib, dan keramahtamahan petugas juga diperlukan. Petugas keamanan harus rajin menyapa dan memberikan rasa aman.

Pelayanan dasar yang terakhir adalah LO (Liaison Officer). Mereka yang ditunjuk menjadi jembatan antara kafilah dan panitia, sehingga masalah atau keluhan dari peserta dapat segera diatasi. LO sangat penting untuk kesuksesan kegiatan ini.

Penjabat Sekda Landak, Heri Adiwijaya, mengungkapkan bahwa waktu semakin dekat, sehingga kesiapan panitia harus segera dipastikan. Masukan dari Tim Asistensi LPTQ Kalbar terhadap kesiapan akan menjadi perhatian utama. Panitia sudah menyiapkan WC portabel untuk homestay yang digunakan kafilah. (arf)